3 Juni 2010

Rembulan Malam - sebuah novel viksi -

Juni, tanggal 2. Hari ini sudah 2 tahun sejak dirinya pergi. Tidak ada yang tahu kemana rimbanya dia. Semua jejak sudah terhapus, tinggal kenangan yang menggantung diselimuti debu dan laba-laba.
Hari sudah semakin sore, akan tetapi Susi belum juga pulang kerumah. Entah apa yang membuatnya tinggal, mungkin kejadian semalam, dimana ia dimarahi habis-habisan oleh Ibunya, karena ketahuan merokok bersama Joni.
Mengapa aku menulis nama-nama diatas, terlintas saja di pikiranku. Entah itu nama siapa, yang jelas tidak ada hubungannya dengan dunia nyata, ini hanya fiksi.
Hari semakin sore, Burung merpati telah pulang membawa sesuap makanan untuk cicit-cicitnya yang dari pagi mendongak kelaparan. Namun Susi masih saja diam, tak bergeming sedikitpun. Sambil menggenggam erat blackberinya, yang dari tadi sepi, tak ada sms, tak ada teman chat, tak ada yang Online.
Dari kejauhan terlihat sosok Joni, dengan mengendarai Vespa yang sudah dimodifikasi, stangnya diganti kayu, jok dipotong sehingga nyaman untuk jongkok. Bagian depan diberi tengkora, Gahar..! begitu katanya.
Susi mendengus, ketika Joni turun dari vespanya yang butut. mencoba menghampiri susi.
"kartasum juningan kal takelum", bisik Jonni
Wushh.. langit tiba tiba gelap, awan hitam menggelayut. Angin bertiup kencang, menyeret dahan-dahan Mahoni,
Muncul cahaya begitu terang dan,
gelap.

Susi membuka mata perlahan. Bahnya serasa diimpa kursi taman. Punggungnya tak dapat digerakan. Dengan susah payah ia melihat sekeliling, sayup sayup kelebatan bayangan. Kabut begitu tebal, jarak pandang hanya 1 cm. waduh, lebay..
dari balik teliganya susi mendengar bisikan :
"aku tak bisa melanjutkan cerita ini, aku pusing, bingung harus apa lagi yang kutulis."
dan akhirnya susi pun memejamkan matanya, entah meninggal atau karena cerita ini memang hanya sampai disitu, cerita yang tidak mengandung inti. cerita busuk, tapi tak sebusuk film indonesia.
Aku tidak mengatakan semua film indonesia itu buruk. Tapi film indonesia jarang yang mengandung makna. Jarang yang meninggalkan bekas sayatan indah penuh hikmah,
walaupun semakin hari industri film indonesia semakin maju, namun kita tidak bisa membiarkan karya karya tak bermakna masuk menjadi daftar tontonan warga indonesia. Belum lagi televisi, tayangan tak mendidik, walaupun kalau aku melihat televisi, bisa pagi siang malem tidak ada henti, maka dari itu, bukan masalah sebetulnya televisi menayangkan apa yang ingin mereka tayangkan, akan tetapi, Indonesia memiliki jutaan penduduk,, jutaan generasi muda bangsa, Bagaimana Bangsa ini akan maju, bagaimana bangsa ini akan berkembang, jika yang ditonton oleh generasi muda hanya lah tayangan televisi indonesia yang murahan, Indonesia memiliki berbagai macam bahkan jutaan kebudayaan, akan tetapi yang diangkat ke layar kaca. Sebagian besar adalah simbol gaul, jakarta, Bahasa lu gua, Tidak mencerminkan kesantunan bangsa indonesia, yang kaya.
Saat budaya dicuri tetangga, baru kita ramai ramai bikin grup di facebook. Tahukan pengguna facebook di indonesia seberapa besarnya. Dan apa yang mereka omongkan di stius jejaring sosial ini?
Saatnya kita berintropeksi, Saya bukan menyalahkan, Perlu diketahui, saya disini berlatih orasi. {ernah saya secara spontan mengajukan pendapat di depan kepala sekolah, kajur, guru2 teman2.. dan hasilnya apa yang seharusnya ku katakan tidak kukatakan dan kebiasaan yang aku ucapkan terlepas begitu saja dari mulutku. Intinya semua itu berawal dari kebiasaan. Yang diasah melalui latihan dan kerja keras. Hidup Indonesia Jaya Indonesia!!
entah kenapa jugha ketika aku merenung sendirian, kadang aku mencoba untuk seakan akan aku menjadi orang yang tahu segalanya, mencoba menyusun kata kata yang setelah dipikir pikir, indah juga.
Semua ketenangan memberikan waktu kepada otak kita untuk berpikir jernih, untuk mengendalikan semua sumber daya yang ada dengan sebaikbaiknya.
Kendalikan dirimu dengan pikiran yang tenang dan jenih.. tenangkan hatimu, ohh dewiku..
oh kasihku, oh sayangku,
andai ku bisa, andai ku mampu, andai ku berani mengatakan ini semua padamu,
aku mencintaimu,
kenapa begitu sulit bagiku untuk menemuimu,
aku bicara terlalu banyak kepadamuu, akan tetapi kata itu tidak pernah keluar dari lidahku..
ASU BAJINGAN
begitu mudah kata ini keluar dari mulutku, mulutku harimauku..
Allah, Dialah yang seharusnya terucap dari bibirku, hanya dengan cintaNyalah aku bisa mencintaimu,
karena dirimu adalah anugerahNya yang terindah.

demikianlah saudaraku pesan pesan terakhir dariku. Jangan pernah matikan jiwamu, karena jiwamu akan berkobar membara di hatiku. Derap maju melangkah, serbu musuh di depanmu,
janganh hiraukan tangisan sampah, jangan hiraukan darah mengucur dari dadamu,
karena kau takkan pernah mati
kau akan terus hidup disini.,. dijiwaku...

Blogged with the Flock Browser