Banyak yang bilang ini adalah akhir segalanya. Banyak yang dalam sekejap berubah menjadi pesimis, skpeptis, pragmatis bahkan apatis. Mereka tak lagi mengingat makna sebuah ilmu, tujuan utama dari sebuah pembelajaran.
Mungkin masih ada pelajar yang tekun belajar, tetapi apakah hanya pada saat akan menghadapi ujian. Ironis jika ia hanya menggantungkan diri pada teman yang (dia anggap lebih) pintar, pada secuil kertas berisi tulisan-tulisan kecil, pada seonggok buku, dan yang terakhir, pada pengawas yang ia harap tidak terlalu ketat, atau pada bangku-bangku barisan belakang.
Jika memang perilaku-perilaku diatas masih terpaku dalam pada diri kita, wahai para pelajar. Sungguh saya hanya akan menyuarakan, dan mengajak pada kebaikan. Bukan berarti saya egois, atau tidak membela kepentingan kalian. Bukan kami mau menghakimi para pencontek, yang mengatasnamakan nama baik keluarga, sekolah dan diri sendiri jika tidak mendapat nilai baik, namun. Ilmu itu didapat dari proses, bukan sesuatu yang instant. Saat kita melakukan kesalahan, justru di situlah kita akan belajar, mengetahui kebenaran, walaupun memang ada seotang yang dijuluki Jenius, yang akan mengingat semua hanya dengan 1 kali pendengaran. Namun itu diluar kuasa kita. Itu adalah kuasa Tuhan.
Menurut saya, seorang pelajar, yang esensinya adalah untuk menuntut ilmu, sudah selayaknya memberikan contoh kepada masyarakat. Setidaknya kita adalah calon penerus tampuh kepemimpinan. Jika di luar kau menyuarakan demokrasi, keadilan dan semacamnya. Bahkan berani memvois orang, yang kita anggap salah. Mengapa kita masih setia pada budaya korup mencontek, tahukah bahwa kesalahan yang sama, menyalahgunakan wewenang, munafik,
tak ada akhir untuk mengakhiri semua kecuali bertobat, Astaghfirulloh, kami bukan manusia sempurna, namun ditengah ketidak sempurnaan itu, kita saling mengingatkan. Mana yang baik dan tidak, kta harus dapat memisahkan. Sudah bukan saatnya kita menunggu orang lain, kita juga harus sadar akan apa yang kita lakukan.
Just Be your self, percaya pada dirimu sendiri.!!
Mungkin masih ada pelajar yang tekun belajar, tetapi apakah hanya pada saat akan menghadapi ujian. Ironis jika ia hanya menggantungkan diri pada teman yang (dia anggap lebih) pintar, pada secuil kertas berisi tulisan-tulisan kecil, pada seonggok buku, dan yang terakhir, pada pengawas yang ia harap tidak terlalu ketat, atau pada bangku-bangku barisan belakang.
Jika memang perilaku-perilaku diatas masih terpaku dalam pada diri kita, wahai para pelajar. Sungguh saya hanya akan menyuarakan, dan mengajak pada kebaikan. Bukan berarti saya egois, atau tidak membela kepentingan kalian. Bukan kami mau menghakimi para pencontek, yang mengatasnamakan nama baik keluarga, sekolah dan diri sendiri jika tidak mendapat nilai baik, namun. Ilmu itu didapat dari proses, bukan sesuatu yang instant. Saat kita melakukan kesalahan, justru di situlah kita akan belajar, mengetahui kebenaran, walaupun memang ada seotang yang dijuluki Jenius, yang akan mengingat semua hanya dengan 1 kali pendengaran. Namun itu diluar kuasa kita. Itu adalah kuasa Tuhan.
Menurut saya, seorang pelajar, yang esensinya adalah untuk menuntut ilmu, sudah selayaknya memberikan contoh kepada masyarakat. Setidaknya kita adalah calon penerus tampuh kepemimpinan. Jika di luar kau menyuarakan demokrasi, keadilan dan semacamnya. Bahkan berani memvois orang, yang kita anggap salah. Mengapa kita masih setia pada budaya korup mencontek, tahukah bahwa kesalahan yang sama, menyalahgunakan wewenang, munafik,
tak ada akhir untuk mengakhiri semua kecuali bertobat, Astaghfirulloh, kami bukan manusia sempurna, namun ditengah ketidak sempurnaan itu, kita saling mengingatkan. Mana yang baik dan tidak, kta harus dapat memisahkan. Sudah bukan saatnya kita menunggu orang lain, kita juga harus sadar akan apa yang kita lakukan.
Just Be your self, percaya pada dirimu sendiri.!!
